Home »
» KARAKTERISTIK SAPI MADURA
KARAKTERISTIK SAPI MADURA
Penulis : Unknown on Tuesday, October 20, 2015 | 10/20/2015 08:00:00 AM
Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Bali (Bos sundaicus) dengan sapi Zebu (Bos indicus), Oleh karena itu sebenamya sapi Madura merupakan sapi persilangan. Sapi Madura termasuk sapi potong yang memiliki kemampuan daya adaptasi yang baik terhadap stress pada lingkungan tropis, keadaan pakan yang kurang baik mampu hidup dan berkembang dengan baik, serta tahan terhadap caplak. Sapi Madura menunjukkan respon yang
cukup baik dengan perbaikan lingkungan. Sapi Madura sebagai sapi potong tipe kecil memiliki variasi berat badan sekitar 300 kg dan pemeliharaan yang baik dengan pemenuhan kebutuhan pakan dengan pakan yang baik mampu mencapai berat badan ≥ 500 kg, ditemukan pada sapi Madura yang menang kontes (Soehadji, 2001) Performans berat badan sapi Madura mempunyai keragaman yang cukup luas, didapatkan berat badan yang tinggi (± 500 kg) dan didominasi oleh berat badan yang cukup rendah (± 300 kg).
Menurut Moore (1984) bahwa angka pertambahan berat badan harian yang dicapai sapi-sapi lokal di Indonesia berkisar antara 0,5–0,8 kg/ekor/hari dan sebagian besar peternakan rakyat lebih rendah. Sapi madura memiliki persentase karkas yang cukup baik, mampu mencapai 60% yang didapatkan pada ternak yang dilakukan dengan pengelolaan dan kecukupan pakan yang mempengaruhi kondisi ternak. Biasanya karkas sapi madura rata-rata 50-60%.
Komformasi sapi Madura pada bagian kepala bertanduk yang mengarah dorsolateral, tanduk besar dan pada sapi jantan memiliki gumba (punuk) sedangkan yang betina tidak tampak adanya punuk (kecil). Warna bulu merah bata–merah coklat, warna sapi jantan dan betina sama sejak lahir sampai dewasa; garis punggung (linea spinosum) kehitaman-coklat tua masih ditemukan, warna keputih-putihan pada daerah bawah kaki. Badan mirip Sapi Bali tetapi memiliki punuk walaupun berukuran kecil.
Menurut Karnaen dan Arifin (2007), sapi Madura secara fisiologis dan biologi memiliki ciri-ciri :
1. Usia pubertas sapi Madura berkisar antara 510-640 hari.
2. Rata-rata panjang siklus birahi pada musim kemarau lebih panjang dibandingkan dengan siklus birahi pada musim hujan, sebaliknya rata-rata lama periode birahi pada musim hujan lebih pendek dibandingkan dibandingkan dengan lama periode birahi pada musim kemarau.
3. Beberapa sifat reproduksi dan produksi sapi Madura pada musim hujan dan musim kemarau tidak sama.
Kontribusi sapi Madura sebagai sapi potong yang berkembang dengan baik di Jawa Timur khususnya di pulau Madura mempunyai kontribusi yang cukup besar sampai 24 % dari kebutuhan suply sapi potong yang berasal dari Jawa Timur. Kasus penyakit yang pernah terjangkit pada sapi Madura adalah penyakit Surra, ngorok, ingusan, distomatosis, scabies dan gangguan reproduksi dan defisiensi nutrisi.
Sumber :
Didi Budi Wijono Dan Bambang Setiadi. 2004. Potensi Dan Keragaman Sumberdaya Genetik Sapi Madura. Lokakarya Nasional Sapi Potong.
Karnaen dan Arifin, J. 2007. Kajian Produktivitas Sapi Madura. J ilmu ternak 7(2):135-139
Moore, C.P. 1984. Production rate in tropical beef cattle. W.A.R
Related posts:
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment